Pluto, yang pernah dikenal sebagai planet kesembilan dalam Tata Surya, tidak lagi dianggap sebagai planet sejak tahun 2006. Keputusan ini diambil oleh International Astronomical Union (IAU) dan menyebabkan perdebatan serta ketidakpuasan di kalangan astronom dan masyarakat umum.
Latar Belakang Penemuan Pluto
Saat itu, Pluto dianggap sebagai planet kesembilan di Tata Surya. Ukurannya yang relatif kecil dan orbitnya yang tidak biasa membuatnya unik di antara planet-planet lain.
Kriteria Baru Definisi Planet
Pada tahun 2006, IAU mengadakan pertemuan di Praha untuk mendefinisikan ulang apa yang dimaksud dengan “planet”. Kriteria baru yang ditetapkan oleh IAU adalah:
- Mengorbit Matahari: Sebuah objek harus mengorbit Matahari.
- Bentuk Bulat: Objek harus memiliki massa yang cukup untuk gravitasinya sendiri sehingga dapat mencapai bentuk hidrostatik (hampir bulat).
- Membersihkan Lingkungan Orbitnya: Objek harus memiliki orbit yang telah dibersihkan dari benda-benda lain yang seukuran di sekitar lintasannya.
Alasan Pluto Tidak Lagi Dianggap Planet
Berdasarkan kriteria baru tersebut, Pluto tidak memenuhi syarat ketiga. Berikut adalah rincian mengapa Pluto dikategorikan ulang:
- Orbit yang Unik: Pluto memiliki orbit yang sangat elips dan miring dibandingkan dengan delapan planet lainnya. Orbitnya yang eksentrik membawa Pluto lebih dekat ke Matahari daripada Neptunus untuk periode tertentu.
- Tidak Membersihkan Lingkungan Orbit: Pluto berbagi orbitnya dengan objek lain di Sabuk Kuiper, sebuah wilayah yang penuh dengan benda-benda kecil dan es di luar orbit Neptunus. Ketidakmampuannya untuk membersihkan orbitnya dari objek lain seukuran inilah yang membuatnya tidak memenuhi kriteria IAU untuk menjadi planet.
Kategori Baru: Planet Kerdil
Setelah mendefinisikan ulang planet, IAU menciptakan kategori baru yang disebut “planet kerdil” (dwarf planet). Pluto masuk ke dalam kategori ini bersama dengan beberapa objek lain yang ditemukan di Sabuk Kuiper seperti Eris, Haumea, dan Makemake.
Reaksi dan Kontroversi
Keputusan untuk mengubah status Pluto menimbulkan berbagai reaksi. Beberapa astronom dan masyarakat umum merasa kecewa dan tidak setuju dengan keputusan ini. Mereka berpendapat bahwa Pluto telah dianggap sebagai planet selama lebih dari 75 tahun dan seharusnya tetap dianggap sebagai planet.
Namun, banyak astronom yang mendukung keputusan IAU, menyatakan bahwa definisi yang lebih jelas membantu dalam klasifikasi objek-objek di Tata Surya dan memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang komposisi dan dinamika benda-benda langit.
Kesimpulan
Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet karena tidak memenuhi kriteria baru yang ditetapkan oleh IAU pada tahun 2006. Meskipun kehilangan status planetnya, Pluto tetap menjadi objek menarik dan penting dalam studi astronomi. Kategori baru “planet kerdil” memungkinkan kita untuk lebih memahami keragaman objek di Tata Surya dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain. Sementara kontroversi mengenai status Pluto mungkin akan terus berlanjut, langkah ini menandai kemajuan dalam upaya manusia untuk mengklasifikasikan dan memahami alam semesta.