Jakarta, 27 Juli 2024 – Sejumlah pesepeda menggelar aksi protes di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin pada Sabtu pagi ini. Mereka menolak kebijakan baru yang membatasi akses sepeda di jalan utama tersebut. Kebijakan ini, yang baru saja diterapkan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta, membatasi waktu penggunaan sepeda di jalan protokol tersebut hanya pada jam-jam tertentu.
Para pesepeda yang tergabung dalam komunitas sepeda berbagai wilayah di Jakarta menganggap kebijakan ini tidak adil dan merugikan mereka. “Kami menggunakan sepeda sebagai alat transportasi harian, bukan hanya untuk rekreasi. Batasan ini sangat membatasi mobilitas kami,” ujar Rahmat, salah satu peserta aksi.
Aksi protes ini mendapat perhatian luas dari masyarakat dan pengguna jalan lainnya. Banyak yang mendukung para pesepeda dengan membunyikan klakson sebagai bentuk solidaritas. Beberapa pesepeda bahkan membawa spanduk yang berisi tuntutan pencabutan kebijakan tersebut.
Menanggapi aksi protes ini, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, memberikan penjelasan terkait latar belakang kebijakan tersebut. “Pembatasan waktu bagi pesepeda di Jalan Sudirman-Thamrin diterapkan demi menjaga kelancaran arus lalu lintas dan keselamatan semua pengguna jalan,” kata Syafrin.
Ia menjelaskan bahwa Jalan Sudirman-Thamrin adalah salah satu jalur utama yang padat dengan kendaraan bermotor, terutama pada jam-jam sibuk. Dengan adanya pembatasan ini, diharapkan arus lalu lintas bisa lebih teratur dan mengurangi risiko kecelakaan yang melibatkan pesepeda.
“Namun demikian, kami memahami kekhawatiran dari komunitas pesepeda. Oleh karena itu, kami akan melakukan evaluasi lebih lanjut dan mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak, termasuk para pesepeda,” tambah Syafrin.
Selain itu, Syafrin juga menegaskan bahwa pemerintah provinsi DKI Jakarta sedang mengupayakan pembangunan jalur sepeda yang lebih aman dan terintegrasi di seluruh kota.
Aksi protes ini berlangsung dengan damai dan diakhiri dengan dialog antara perwakilan pesepeda dan pihak Dinas Perhubungan. Dialog ini diharapkan bisa menghasilkan solusi yang lebih baik bagi semua pihak, sehingga para pesepeda bisa tetap beraktivitas dengan lancar tanpa mengganggu arus lalu lintas utama.
Dengan adanya protes ini, diharapkan pemerintah DKI Jakarta lebih memperhatikan kebutuhan para pesepeda dan mencari solusi yang lebih adil serta bijaksana dalam mengatur lalu lintas di ibu kota.