Jimbaran, 11 November 2024 — Lima ekor anjing ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah rumah kosong di kawasan Jimbaran, Bali, setelah terjebak di dalam selama lima bulan tanpa perawatan. Dua dari anjing tersebut dilaporkan mati akibat kelaparan, sementara tiga lainnya ditemukan hidup namun dalam keadaan lemah.
Kejadian tersebut pertama kali terungkap ketika seorang warga sekitar melaporkan adanya bau tak sedap yang berasal dari rumah kosong yang sudah lama ditinggalkan. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak berwenang, ditemukan lima anjing yang terkunci di dalam rumah tanpa akses keluar.
Menurut keterangan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bali, para anjing tersebut diperkirakan telah ditinggalkan oleh pemiliknya sejak bulan Juni 2024. Dua anjing yang sudah mati ditemukan di ruang tengah rumah, sementara tiga lainnya ditemukan di bagian belakang rumah, dalam kondisi yang sangat lemah akibat dehidrasi dan kelaparan yang berkepanjangan.
Pihak berwenang langsung melakukan evakuasi dan memberikan perawatan medis kepada tiga anjing yang masih hidup. Mereka kini dirawat di tempat penampungan sementara di Denpasar, Bali, untuk mendapatkan pemulihan lebih lanjut.
“Ini adalah kasus yang sangat memprihatinkan. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana mereka bisa terjebak dalam kondisi seperti ini tanpa ada yang peduli,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bali, I Nyoman Suardika. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan lembaga perlindungan hewan untuk memastikan nasib anjing-anjing ini ke depannya.
Sementara itu, pihak kepolisian juga sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas pemilik anjing-anjing tersebut. Jika terbukti ada unsur kekerasan atau pengabaian, pemiliknya bisa dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Perlindungan Hewan.
Kejadian ini mengundang keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk para aktivis perlindungan hewan yang mendesak adanya tindakan tegas terhadap tindakan pengabaian hewan. “Kita harus lebih peduli terhadap nasib hewan-hewan yang menjadi korban kelalaian manusia,” ujar seorang aktivis dari Bali Animal Welfare Association (BAWA).
Kondisi ini juga menjadi pengingat pentingnya kesadaran masyarakat untuk tidak meninggalkan hewan peliharaan tanpa perawatan yang memadai, serta memastikan mereka mendapat perlindungan yang layak, terlebih di tengah situasi yang bisa membahayakan mereka.
Sampai saat ini, pihak berwenang masih memantau kondisi anjing-anjing yang tersisa dan berencana untuk melakukan upaya adopsi atau penempatan di tempat penampungan yang lebih baik.