Seoul/Tokyo, 23 Juni 2024 – Fenomena migrasi spiritual antar budaya semakin menarik perhatian di Korea Selatan dan Jepang, dengan sejumlah warga dari kedua negara ini memutuskan untuk pindah keyakinan agama mereka.
Di Korea Selatan, lonjakan minat terhadap agama-agama non-Kristen, seperti Buddhisme, Hinduisme, dan bahkan agama-agama minoritas lainnya, terlihat meningkat. Sejumlah warga yang sebelumnya mengidentifikasi diri sebagai Kristen atau non-praktik, sekarang memilih untuk mengikuti ajaran agama-agama lain yang mereka anggap lebih cocok dengan kebutuhan spiritual mereka.
“Keputusan ini adalah hasil dari pencarian panjang saya akan makna hidup yang lebih dalam. Saya merasa lebih dekat dengan diri saya sendiri dan lingkungan sekitar setelah mengadopsi agama Buddha,” ungkap Park Ji-hyun, seorang mahasiswa di Seoul yang baru-baru ini memeluk agama Buddha.
Fenomena serupa juga terjadi di Jepang, meskipun dalam skala yang lebih kecil. Di negara yang mayoritas penduduknya menganut Shintoisme dan Buddhisme, terlihat peningkatan minat terhadap agama-agama seperti Kristen, Islam, dan bahkan agama-agama kuno seperti Taoisme.
“Saya merasa bahwa agama Kristen memberikan pandangan baru tentang nilai-nilai moral dan spiritual,” ujar Takeshi Yamamoto, seorang karyawan di Tokyo yang baru-baru ini berpindah keyakinan.
Perubahan ini mencerminkan dinamika sosial dan kultural yang kompleks di kedua negara. Faktor seperti globalisasi, pertukaran budaya, dan eksposur yang lebih luas terhadap berbagai tradisi agama telah mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap spiritualitas dan kepercayaan.
Sementara mayoritas penduduk Korea Selatan dan Jepang tetap setia pada keyakinan tradisional mereka, fenomena ini menunjukkan bahwa ada ruang untuk pertumbuhan dan eksplorasi dalam ranah spiritual di masyarakat yang semakin terbuka dan inklusif.
Pemerintah dan masyarakat sipil di kedua negara diharapkan untuk terus mendukung kebebasan beragama dan mempromosikan dialog antarbudaya, sambil tetap memelihara keragaman spiritual yang semakin berkembang ini.
Di tengah perubahan ini, masyarakat di seluruh dunia juga dapat memetik pelajaran tentang pentingnya menghormati pilihan spiritual individu dan membangun toleransi antaragama sebagai bagian dari keragaman global yang semakin kompleks.