Jakarta, 27 Juni 2024 – Perkembangan teknologi digital yang pesat telah membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk warisan budaya dan tradisional. Salah satu dampak yang cukup mencolok adalah hilangnya popularitas dan keberlanjutan permainan tradisional di tengah arus informasi dan hiburan digital yang begitu kuat.
Permainan tradisional, seperti congklak, dakon, gasing, dan kelereng, yang dulunya menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, kini menghadapi tantangan serius. Generasi muda cenderung lebih tertarik dengan permainan digital, seperti game online, aplikasi mobile, dan permainan video modern lainnya yang menawarkan pengalaman interaktif yang intens dan serba cepat.
Menurut para ahli budaya, kehilangan minat terhadap permainan tradisional tidak hanya mengancam keberlangsungan budaya lokal, tetapi juga memengaruhi perkembangan sosial dan kognitif generasi muda. Permainan tradisional tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana untuk memperkuat nilai-nilai budaya, pembelajaran, dan interaksi sosial di antara anggota masyarakat.
“Permainan tradisional adalah bagian penting dari identitas budaya kita. Mereka tidak hanya menyediakan hiburan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai seperti kerjasama, ketekunan, dan strategi,” kata Dr. Utami, seorang ahli antropologi budaya dari Universitas Indonesia.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan perubahan ini adalah penetrasi teknologi digital ke dalam kehidupan sehari-hari. Akses mudah dan luas terhadap perangkat mobile dan internet telah mengubah preferensi dan kebiasaan bermain anak-anak dan remaja. Permainan digital menawarkan tantangan yang lebih kompleks dan imersif, yang sering kali lebih menarik bagi generasi muda yang terbiasa dengan teknologi.
Namun demikian, bukan berarti permainan tradisional harus sepenuhnya ditinggalkan. Upaya untuk mempertahankan dan menghidupkan kembali permainan tradisional tetap penting. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:
Edukasi dan Kampanye: Mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya melestarikan permainan tradisional melalui kampanye sosial, workshop, dan kegiatan budaya.
Inovasi dalam Presentasi: Mengembangkan cara-cara baru untuk menyajikan permainan tradisional agar tetap menarik dan relevan bagi generasi muda, misalnya dengan menyelipkan unsur digital dalam penyajiannya.
Integrasi dengan Kurikulum Pendidikan: Memasukkan permainan tradisional ke dalam kurikulum sekolah sebagai bagian dari pendidikan karakter dan budaya.
Dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat: Mendorong pemerintah daerah untuk menggelar festival atau acara tahunan yang mempromosikan permainan tradisional sebagai bagian dari warisan budaya lokal.
Kolaborasi antar Generasi: Mendorong interaksi antara generasi muda dan tua dalam memainkan permainan tradisional, sehingga nilai-nilai budaya dapat dialihkan secara langsung.
Dengan upaya bersama dari berbagai pihak, diharapkan permainan tradisional tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga tumbuh kembali sebagai bagian penting dari kehidupan masyarakat Indonesia. Kepedulian dan partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat diperlukan untuk memastikan bahwa warisan budaya berharga ini tetap hidup dan diteruskan ke generasi mendatang.