Kiev, 26 November 2024 — Rusia kembali memecahkan rekor dengan meluncurkan 188 drone dalam satu malam ke wilayah Ukraina, menurut laporan dari militer Ukraina pada Minggu malam. Serangan ini menjadi yang terbesar dalam perang drone sejak konflik antara kedua negara pecah tahun lalu.
Serangan masif ini menyasar berbagai wilayah di Ukraina, termasuk fasilitas infrastruktur kritis, pusat energi, dan kawasan pemukiman. Militer Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh sebagian besar drone, tetapi beberapa di antaranya berhasil mencapai target dan menyebabkan kerusakan serius.
Skala Serangan yang Belum Pernah Terjadi
Juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Kolonel Yuriy Ignat, menyebut jumlah drone yang diluncurkan Rusia dalam semalam adalah yang terbesar sejak dimulainya invasi pada Februari 2022.
Ini adalah serangan terbesar dan terkoordinasi yang pernah kami hadapi,” ujar Ignat dalam pernyataan resmi.
Mayoritas drone yang digunakan Rusia dalam serangan ini adalah model Shahed-136 buatan Iran, yang telah menjadi andalan Rusia dalam serangan jarak jauh. Model ini dikenal karena harganya yang relatif murah tetapi memiliki daya hancur yang signifikan.
Kerusakan dan Korban
Meski banyak drone berhasil ditembak jatuh, serangan ini tetap menyebabkan kerusakan yang signifikan. Di Kiev, ledakan terdengar sepanjang malam, dan beberapa bangunan sipil dilaporkan rusak. Laporan awal menyebutkan ada lima orang terluka akibat serpihan drone yang meledak di udara.
Di wilayah Kharkiv, serangan drone menghancurkan jaringan listrik, menyebabkan ribuan rumah tangga mengalami pemadaman selama beberapa jam. “Ini adalah serangan yang direncanakan dengan baik untuk melemahkan infrastruktur kami menjelang musim dingin,” kata Gubernur Kharkiv, Oleh Syniehubov.
Respon Ukraina dan Dunia Internasional
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam pidatonya menyebut serangan ini sebagai “aksi terorisme sistematis” yang dilakukan Rusia untuk melemahkan mental rakyat Ukraina. Ia berjanji bahwa serangan ini tidak akan menghentikan perlawanan Ukraina di medan perang.
“Kami akan terus melindungi wilayah kami, melawan dengan segala cara, dan memperkuat pertahanan udara kami untuk mencegah serangan seperti ini di masa depan,” ujar Zelensky.
Serangan besar-besaran ini juga menarik perhatian dunia internasional. Amerika Serikat dan Uni Eropa mengutuk tindakan Rusia, menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Kedua pihak berjanji untuk mempercepat pengiriman sistem pertahanan udara tambahan ke Ukraina.
Rusia Tingkatkan Strategi Drone
Para analis menyebut bahwa penggunaan drone dalam jumlah besar menunjukkan perubahan strategi perang Rusia. Dengan menggunakan drone, Rusia dapat menyerang wilayah yang jauh dari garis depan tanpa mengorbankan personel militer.
Namun, langkah ini juga mengindikasikan semakin ketergantungannya pada pasokan luar negeri, terutama dari Iran, untuk mendukung persenjataan drone mereka. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Rusia telah mempercepat impor drone dari Iran setelah mendapat sanksi berat dari negara-negara Barat.
Situasi di Medan Perang
Serangan drone ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di garis depan, di mana pasukan Ukraina terus melancarkan serangan balasan untuk merebut wilayah yang dikuasai Rusia. Meski menghadapi serangan udara yang masif, Ukraina tetap optimistis bahwa dukungan internasional akan membantu mereka mempertahankan wilayah mereka.
Kesimpulan
Peluncuran 188 drone dalam semalam mencatatkan babak baru dalam perang Rusia-Ukraina, menunjukkan bagaimana teknologi modern menjadi senjata utama di medan perang. Bagi Ukraina, serangan ini adalah pengingat akan pentingnya penguatan sistem pertahanan udara mereka, sementara bagi dunia internasional, ini menambah urgensi untuk memberikan dukungan lebih kepada Ukraina.
Konflik ini pun diprediksi akan terus berkembang, dengan ancaman serangan serupa yang kemungkinan besar akan meningkat di masa depan.